- Alfiansyah-
Tuanku, puisi ini kusampaikan padamu dalam doa
Karena kusaksikan bangkai wajah menghiasi kota itu
Karena kudengarkan teriakan malam menghempaskan segala kesedihan
Bintang-bintang nyala dan bara api
menyeret jiwa tak berdaya
menenggelamkan kearifan dan timbulkan segala keangkuhan
Wanita itu tak bersalah. Tuan.
Berhentilah kau menyentuhkan bibirnya
pada batu dan kerikil
Dia hanya menunggu anaknya merayap
melewati lembah dan api peperangan
Berhentilah menjatuhkan bau mesiu dan peluru
Di sana raga-raga kecil kehilangan induknya
mencari bapak, dedak, dan rumput-rumput liar
Berhentilah menjerit-jerit dengan penuh kepongahan
membasmi kota yang katanya konflik ekonomi dan agama
Tengoklah..
Kini darah mengecat lautan dan sungai batas di India
Binatang jalang hanya perlahan merangkak bersama tuannya
lalu, kaki terluka melompat di aspal yang tajam
--Tinggalkan sejarah merah, kibarkan bendera air mata
Bangun dan bangkitlah
Tancapkan matamu di ujung kota itu
Dan lihatlah, kelaparan di mana-mana
membuat resah dan gelisah siapa saja
Palembang, 2018 (Finalis Lomba Cipta Puisi tingkat Asean 2, Purwokerto)
sumber : Ukhuwahnews.com
Tuanku, puisi ini kusampaikan padamu dalam doa
Karena kusaksikan bangkai wajah menghiasi kota itu
Karena kudengarkan teriakan malam menghempaskan segala kesedihan
Bintang-bintang nyala dan bara api
menyeret jiwa tak berdaya
menenggelamkan kearifan dan timbulkan segala keangkuhan
Wanita itu tak bersalah. Tuan.
Berhentilah kau menyentuhkan bibirnya
pada batu dan kerikil
Dia hanya menunggu anaknya merayap
melewati lembah dan api peperangan
Berhentilah menjatuhkan bau mesiu dan peluru
Di sana raga-raga kecil kehilangan induknya
mencari bapak, dedak, dan rumput-rumput liar
Berhentilah menjerit-jerit dengan penuh kepongahan
membasmi kota yang katanya konflik ekonomi dan agama
Tengoklah..
Kini darah mengecat lautan dan sungai batas di India
Binatang jalang hanya perlahan merangkak bersama tuannya
lalu, kaki terluka melompat di aspal yang tajam
--Tinggalkan sejarah merah, kibarkan bendera air mata
Bangun dan bangkitlah
Tancapkan matamu di ujung kota itu
Dan lihatlah, kelaparan di mana-mana
membuat resah dan gelisah siapa saja
Palembang, 2018 (Finalis Lomba Cipta Puisi tingkat Asean 2, Purwokerto)
sumber : Ukhuwahnews.com